/* Navigasi tabs Sederhana buka-rahasia.blogsot.com Starts */ a.burastabs, a.burastabs:link, a.burastabs:visited {display:block; width:102px; height:30px; background:#444444; border:1px solid #ebebeb; margin-top:2px; text-align:center; text-decoration:none; font-family:arial, sans-serif; font-size:12px; font-weight:bold;color:#FFFFFF; line-height:25px; overflow:hidden; float:left;} a.burastabs:hover {color:#FFFFFF; background:#666666;} #burasbar {width:auto; margin:0 auto;} /* Navigasi tabs Sederhana Ends */

Gambar

KURS MATA UANG TERKINI


The Forex Quotes are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.

Selamat Datang Yang

Kamis, 14 Oktober 2010

Hujan Meteor Orionid

22 Oktober ini bumi akan kembali dihujani meteor. Meteor tersebut beraksi sejak awal Oktober hingga awal Novermber.
"Nama meteornya Orionid. Sekarang sudah berlangsung dan puncaknya pada 22 Oktober mendatang. Pada saat puncak, akan ada belasan hingga puluhan meteor yang melintas ke bumi," jelas Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, saat dihubungi okezone, Sabtu (9/10/2010).  Meteor ini, lanjut Profesor Thomas, cukup menarik untuk diteliti dan dilihat karena berasal dari sisa-sisa debu komet yang terkenal, yaitu komet Halley. Fenomena Orionid ini sendiri sebenarnya bisa disaksikan setiap tahunnya, sama halnya dengan fenomena meteor Eta Aquarid.  "Setiap tahun setidaknya kita disambangi dua fenomena hujan meteor. Meteor Eta Aquarid akan menghujani bumi pada bulan Mei, sedangkan hujan meteor Orionid pada bulan Oktober," papar Profesor Thomas.  Untuk melihat hujan meteor ini, lanjut Profesor Thomas, bisa dilakukan di mana saja selama langit cerah, tidak terganggun polusi cahaya dan menghadap rasi orion. Rasi orion itu, menurut Profesor Thomas berada tepat di atas kepala.  "Waktu terbaik untuk melihat hujan meteor adalah sekitar dini hari atau sesudah tengah malam," tandasnya.  Ukuran meteor-meteor ini cukup kecil dan tidak terlalu berbahaya karena berasal dari debu komet Halley. Menurut pemaparan Profesor Thomas dalam blog pribadinya, secara teori tidak mungkin meteor kecil mampu menimbulkan paparan panas yang sangat tinggi dan hanya meteor besar yang mampu memiliki dampak seperti itu. Hal ini cukup menjawab pertanyaan mengenai fenomena ledakan di wilayah Kembangan, Jakarta Barat, yang diduga berasal dari meteor jatuh Orionid. (srn)

Selamat Datang Teman/Welcome Friends

Semoga Blog Ini bermanfaat bagi kalian/Hopefully this blog useful for you