Orang Sukses Tidak Pernah Merasa Kalah, Karena Dia Selalu Mencoba Dan Berusaha Agar Kegagalan Dulu Tidak Akan Terulang Kembali Serta Apapun Yang Dia Lakukan Tidak Ada Yang Salah Karena Yang Salah Itu Tidak Melakukan Sama Sekali
KURS MATA UANG TERKINI
The Forex Quotes are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.
Selamat Datang Yang
Kamis, 01 Maret 2012
Batuan Sedimen
Sebagian besar
batuan sedimen, bahan asalnya adalah batuan beku dan sebagian kecil terbentuk
dari sisa-sisa organisme (kehidupan). Hampir 4/5 permukaan bumi tertutup oleh
batuan sedimen (batuan endapan).
Oleh karena pengaruh kekuatan atau
tenaga alam terutama tenaga dari luar permukaan bumi, seperti : air, angin,
pemanasan dan pendinginan, gelombang dll., batuan beku dapat menjadi lapuk dan
terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (fragmen) atau terurai
berubah menjadi bahan-bahan pembentuknya atau dapat pula berubah menjadi
garam-garam yang dapat larut ke dalam air.
Air, angin,
gletser dapat mengangkut bahan-bahan yang telah lapuk atau terurai tersebut dan
mengendapkannya di tempat lain yang umumnya di tempat-tempat yang lebih rendah.
Dengan demikian secara berturut-turut terjadi proses pelapukan, pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi), kemudian terbentuklah batuan
sedimen.
Selama proses ini
terjadilah seleksi yaitu bahan-bahan yang lebih besar dan berat diendapkan di
tempat yang lebih dekat dengan tempat asalnya. Sedangkan yang lebih kecil /
halus dan ringan diendapkan di tempat-tempat yang lebih jauh. Setelah mengendap
material-material tersebut terjadilah sementasi (perekatan) yang biasanya oleh
CaCO3 atau SiO2 dan kompaksi
(pemadatan), sehingga terbentuk batuan sedimen.
Puing-puing yang
besar pada umumnya tetap tinggal dan mengendap di tempat terjadinya pelapukan.
Pembentukan sedimen di tempat asal atau di sekitar tempat terjadinya pelapukan
disebut “eluvium”, sedangkan
pembentukan sedimen yang terjadi di tempat yang jauh dari asal batuan induknya
disebut “aluvium”.
Eluvium
menghasilkan endapan atau sedimen “eluvial” contohnya breksi. Sedangkan aluvium menghasilkan
endapan “aluvial” contohnya :
konglomerat, batupasir, batulempung dll. Bagian-bagian yang larut biasanya
hanya dapat menjadi batuan sedimen setelah melalui proses yang pelik, yakni
proses kimiawi atau proses organis.
Ciri khas batuan
sedimen adalah pelapisannya (membentuk lapisan-lapisan), sehingga batuan
sedimen disebut juga batuan berlapis (strata = lapisan).
Jenis-jenis Batuan
Sedimen :
Menurut proses terbentuknya, batuan
sedimen dibagi menjadi : batuan sedimen klastika/mekanis, batuan sedimen
kimiawi dan batuan sedimen organis.
a. Batuan Sedimen Klastika
Batuan sedimen
klastika yaitu batuan sedimen yang terdiri dari kelompok batuan. Bahan asal
dari batuan tersebut (fragmen-fragmennya) terlepas dari batuan induknya karena
pengaruh pelapukan mekanis (misalnya benturan, retakan). Fragmen-fragmen yang
telah mengendap di suatu tempat, mengalami sementasi dan kompaksi sehingga
terikat satu sama lain, mengeras dan membentuk batuan baru seperti :
konglomerat, breksi, batupasir, batulempung dsb. Proses sementasi dan kompaksi
ini memakan waktu yang lama.
Sebagai bahan
pengikat biasanya terdiri dari kapur asam arang (CaCO3), kwarsa (SiO2) atau limonite
(hidroksida besi = Fe2O4) yang mengendap secara kimiawi di antara hancuran batuan.
Besar kecilnya
fragmen yang membentuk batuan sedimen dapat dibedakan menjadi :
-
Bongkah-bongkah dengan diameter 2.000 – 200 mm
-
Kerikil besar (kerakal) diameter 200 – 20 mm
-
Kerikil halus diameter 20
– 2 mm
-
Pasir kasar diameter 2
– 0,2 mm
-
Pasir halus diameter 0,2
– 0,02 mm
-
Geluh / lanau diameter 0,02
– 0,002 mm
-
Lempung diameter
< 0,002 mm
Sedimen klastika
menurut besar kecilnya batuan (fragmen) yang membentuknya dapat dibagi menjadi
:
- Psefit :
butir-butirnya kasar (kerikil, konglomerat)
- Psamit :
butir-butirnya agak kasar (pasir).
- Pelit :
butir-butirnya halus (geluh, lempung)
Psefit : Biasanya terdapat / terjadi pada
dinding-dinding di mana terjadi penumpukan puing-puing besar. Contohnya :
konglomerat dan breksi.
Konglomerat adalah batuan
sedimen klastika yang terdiri dari kumpulan dari batu-batuan guling (fragmen
batuan yang telah menjadi bulat) yang kemudian terikat menjadi satu /
tersementasi oleh SiO2 atau CaCO3. Batuan konglomerat telah terbawa jauh dari sumbernya
(mengalami penggelindingan saat transportasi oleh aliran air).
Breksi adalah batuan sedimen klastika
yang terdiri dari kumpulan batu-batu yang masih besudut tajam yang kemudian
terikat menjadi satu oleh CaCO3 atau SiO2. Batuan breksi berada tak jauh dari
sumber (batuan induknya, oleh karena itu fragmennya masih bersudut lancip).
Konglomerat atau
breksi yang terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang sejenis disebut
konglomerat atau breksi monomektos (oligomektos), dan bila terdiri dari
fragmen-fragmen batuan yang bermacam-macam disebut konglomerat atau breksi
polimektos. Kecuali itu bila berasal dari bahan-bahan volkanis disebut :
aglomerat.
Psamit : Fragmen yang membentuknya biasanya
mengendap jauh dari batuan induknya dan umumnya berlapis-lapis. Contoh ini
adalah : batupasir, batulanau dan endapan loss.
Batupasir : sedimen
klastika yang merupakan kumpulan dari fragmen-fragmen batuan yang ukuran
butirnya antara 2 – 0,02 mm. Bila bahan pengikatnya terdiri dari lempung, maka
batuannya disebut gravel. Batuan pasir yang mengandung feldspar lebih dari 25 %
disebut orkosa. Bila butirnya sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat
(CaCO3) disebut
batugamping atau kalkarin.
Batulanau : kumpulan
fragmen batuan yang butir-butirnya paling sedikit 50 % berukuran 0,2 – 0,002 mm
yang mengeras dan menjadi satu.
Tanah loess (endapan loess) :
endapan ini merupakan endapan debu-debu halus berasal dari padang pasir yang
tenaga pengangkutnya angin. Endapan loss ini termasuk endapan teristris dan
lapisan endapannya sering terdapat lapisan simpang siur. Catatan : dari padang
pasir Australia sebenarnya juga memungkinkan untuk terbentuknya tanah loss,
tetapi karena sempitnya benua ini, maka loss tersebut jatuh di laut.
Pelit : Batuan ini terdiri dari fragmen
yang halus (lempung). Yang termasuk batuan ini adalah :
Batulempung : terdiri dari butir-butir lempung yang terikat satu
sama lain dan mengeras. Dalam batuanlempung dapat juga terikat jelas adanya
perlapisan. Dalam tebal 2,5 cm dapat terdiri atas 100 lapisan. Batuan seperti
ini disebut serpih (shale). Batuan lempung yang mengandung kapur disebut napal.
Batuan serpih yang mendapat tekanan menjadi keras dengan disertai pembekuan
dapat menjadi sabak.
Kwarsa merupakan bagian yang terbesar dalam semua lempung,
sedangkan aluminium oksida atau hidroksida, biasanya terdapat juga di dalam
lempung, namun banyaknya tidak tetap. Warnanya dapat bermacam-macam, abu-abu,
kemerahan, kehijauan, coklat dan kalau banyak mengandung arang warnanya menjadi
hitam.
b. Sedimen Kimiawi
Bahan asal batuan sedimen kimiawi
adalah uraian hasil pelapukan batuan beku yang larut dalam air. Kebanyakan
terjadi karena pengikisan air yang kaya akan garam (evaporit) dan
konsentrasi-konsentrasi pengendapan.
Umumnya batuan sedimen kimiawi
tersusun atas garam-garaman yang larut dalam air laut, seperti : NaCl, KCl,
MgSO4, CaCO4, CaCO3, dan lain
sebagainya.
Contoh batuan
sedimen kimiawi adalah :
Oolit : batuan yang terdiri atas kumpulan butiran-butiran kecil
berdiameter antara 0,5 – 10 mm, yang terjadi karena pengendapan, meliputi
seluruh inti, sehingga penampangnya nampak sebagai bangun yang konsentris.
Sedimen ini terjadi pada air yang bergerak cepat, di mana terjadi reaksi kimia.
Macam-macam oolit :
- Oolit gamping ----Ã
: Ca(HCO3) ---Ã CaCO3 + CO2 + H2O
-
Oolit besi -----Ã : butirannya
terdiri dari Fe2O3.
-
Oolit yang bersifat Pesolit --Ã : Oolit yang
butir-butirnya dari beberapa mm s/d 1,0 cm. Oolit ini bisa menjadi sangat
besar. Pesolit dapat terjadi dalam air yang mengandung banyak gamping dan yang
sangat bergerak. Karena CO2 keluar, maka mengendaplah gamping. Pesolit dapat juga
mempunyai susunan kimia yang lain seperti : kalium sulfat.
Batu gamping (Limestone)
: macam-macam batu gamping (kapur) dapat dijelaskan sebagai berikut :
-
Limestone : batu kapur yang
utama terdiri dari kalsit (CaCO3) yang berbentuk kristal, yang menunjukkan bahwa
asalnya dari pengendapan kimia, dan reaksinya adalah : Ca H2 C2 O6 ----Ã CaCO3 + CO2 + H2O atau Ca (HCO3)2 ----Ã CaCO3 + CO2 + H2O
-
Chalk : batuan kapur
yang terdiri atas fragmen-fragmen binatang berkerangka kapur dan
tumbuh-tumbuhan.
-
Mergel (Marl) : batu
kapur yang terdiri atas campuran CaCO3 dengan tanah liat dan pasir.
-
Dolomit : batu kapur yang
terjadi dari batu kapur yang lebih keras dan rumus kimianya CaMg (CO3)2.
-
Travertin : endapan kapur
di daratan, yang terjadi pada mata air yang mengandung banyak gamping.
Garam dapur :
rumus kimianya NaCl, berasal dari laut. Di Jerman terdapat endapan garam yang
tebalnya 300 m yakni di Strossfer. Di USA juga terdapat endapan garam yakni di
Great Salt Lake. Untuk terbentuknya endapan garam haruslah terdapat di daerah
yang beriklim kering dan terdapat pada cekungan yang terpisah dari laut bebas.
Gips : rumus
kimianya CaSO4 2 H2O.
c. Batuan Sedimen Organis
Batuan sedimen organis berasal dari
larutan-larutan, yang terbentuk karena pemisahan oleh organisma (jasad hidup).
Dapat dikatakan bahwa semua sedimen organis terdiri atas gamping (CaCO3) atau dolomit
{CaMg (CO3)}. Batuan ini terbentuk oleh longgokan bagian-bagian rangka jasad
tumbuh-tumbuhan atau binatang. Kebanyakan sedimen organis tercampur dengan
batu-batuan klastika. Contoh batuan sedimen organis adalah :
Batu gamping (kapur) : batuan endapan yang mengandung lebih dari
90 % CaCO3.
Dolomit : batuan endapan yang mengandung lebih dari 90 % CaMg
(CO3).
Batu gamping dolomitan :atau dolomit gamping : batuan endapan
yang berupa campuran antara dolomit dengan batu kapur. Jika batuan ini 10 – 60
% terdiri atas pasir dinamakan batu pasir gampingan dan bila 60 – 90 % batuan
ini terdiri atas pasir disebut batu gamping pasiran.
Catatan : macam-macam sedimen organis yang sebenarnya bukan
sedimen adalah sedimen tumbuh-tumbuhan, misalnya turf (gambut), brucinkool dan
batubara. Pembentukan benda-benda ini bukanlah proses sedimentasi.
Berdasarkan tenaga
yang mengangkut bahan asal batuan sedimen, dibedakan menjadi :
1). Batuan
Sedimen Aquatis : batuan sedimen yang diendapkan oleh tenaga air, contoh :
gosong pasir di sungai, tanah aluvial pada dataran aluvial (alluvial plain),
dataran banjir (flood plain), tanggul alam (natural levee), kipas
aluvial (alluvial fan), delta dll.
2). Batuan
Sedimen Aeris atau aeolis : batuan sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin,
contoh : tanah loess, gumuk pasir (sand dune).
3). Batuan
Sedimen Glasial : batuan sedimen yang diendapkan oleh tenaga es yang
mencair atau gletser, contoh : morena, drumline.
Berdasarkan tempat
di mana terjadi pengendapan batuan sedimen, digolongkan menjadi:
1). Batuan Sedimen Teristris : diendapkan di
daratan.
2). Batuan Sedimen
Marine : diendapkan di
dasar laut.
3). Batuan Sedimen
Fluvial : diendapkan di
dasar sungai.
4). Batuan Sedimen
Limnis : diendapkan di
dasar danau.
5). Batuan Sedimen
Glasial : diendapkan di
daerah yang pernah mengalami erosi
glasial.
3. BATUAN METAMORFOSA
Batuan metamorf0sa adalah batuan
yang berasal baik dari batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami
perubahan baik secara fisik maupun kimiawi, karena pengaruh tenaga alam yakni
suhu dan tekanan dalam jangka waktu tertentu (lama).
Perubahan sifat batu-batuan tersebut
dapat terjadi karena proses diagnesa dan metamorfosa. Diagenesa adalah
perubahan sifat karena suhu dan tekanan tidak seberapa (ciri/sifat batuan asal
masih nampak), misalnya terjadinya konkresi (penyatuan) dapat dimasukkan ke
dalam golongan ini. Sedangkan metamorfosa adalah suatu sifat perubahan wujud,
sehingga bentuk dan susunan dari batuan semula tidak nampak. Metamorfosa batuan
dapat disebabkan oleh 2 hal yaitu :
a. Dinamo Metamorfosa
Adalah proses
perubahan sifat batuan karena mengalami tekanan (yang lebih dominan). Tekanan
ini dapat berasal dari : gerakan magma yang menuju ke permukaan bumi, gerakan
lipatan, dan patahan pada kulit bumi. Contoh batuan metamorfosa adalah
Gneis : berasal dari batuan granit yang
telah mengalami dinamo metamorfosa sehingga berubah sifat fisiknya.
Orthogneis : gneis yang
berasal dari batuan beku. Karena pengaruh tekanan dalam jangka waktu yang lama
granit dapat mempunyai perlapisan yang tertentu, sehingga orthogneis mempunyai
lapisan-lapisan yang hampir menyerupai batuan sedimen. Sifat perlapisan itu
disebabkan karena letak dari kepingan-kepingan biotit dan muskovit yang sejajar
di dalamnya, sehingga seolah-olah kelihatan berlapis-lapis.
Paragneis : gneis yang
berasal dari batuan sedimen (porfir granit). Karena pengaruh tekanan yang besar
dalam jangka waktu yang lama, batuan sedimen dapat berubah berkristal sehingga
menyerupai batuan beku. Kecuali gneis, terdapat pula bermacam-macam batuan
metamorf yang kristal-kristalnya hampir atau sejajar letaknya, yang dapat
digolongkan menjadi 3 macam, yaitu : (a) Schist (skis) : batuan berkristal jelas sekali, yang sukar dibelah
menurut bidang retakan, yang tidak teratur mineralnya dengan jelasa dapat
dikenal, (b) shales
(phylite) : batuan yang kristalnya lebih halus dan lebih mudah dibelah menurut
bidang belahannya, dan (c) Scate : batuan yang terdiri atas mineral yang halus dan mudah dibelah
menurut bidang yang hampir rata.
b. Kontak Metamorfosa
Kontak metamorfosa
adalah proses perubahan sifat batuan karena mendapat pengaruh dari pemanasan.
Biasanya terjadi dari batuan yang sudah ada, kemudian mendapat pemanasan
(kontak) dari magma. Kontak metamorfosa dapat dibedakan menjadi :
Kontak Metamorfosa Thermis : Metamorfosa yang disebabkan karena
kenaikan suhu. Contohnya : granit, karena proses kontak metamorfosa thermis
dapat berubaha menjadi pelikan-pelikan (cebakan) seperti : granat, vesuvian,
andalosit, dan stauralit.
Kontak Metamorfosa Pneumatholitis : Kontak metamorfosa yang disertai
adanya penambahan-penambahan zat baru yang berasal dari gas ke dalam batuan
yang mengalami proses metamorfosa. Hal ini dapat terjadi bila batu-batuan yang
mengalami kontak metamorfosa dapat mengisap gas-gas. Misalnya : zat flour ---Ã dapat membentuk
mineral baru menjadi Topas dan zat Borium ------Ã menjadi Turmalin.
Apabila dalam proses pneumatholisa itu
yang memegang peranan bukan gas, tetapi
larutan panas maka proses ini disebut : hydrothermal.
Catatan :
Pada proses dynamo
metamorfosa dan kontak metamorfosa, tidak terdapat perubahan zat-zat baru,
tetapi hanya terjadi perubahan sifat zat-zat tertentu yang sudah ada. Dapat
juga terjadi sejumlah mineral tertentu berkombinasi dengan mineral-mineral lain
tetapi jumlah (banyaknya) tiap-tiap elemennya tetap konstan. Kecuali itu di
alam biasanya antara tekanan dan temperatur bekerja bersama-sama. Sebab tekanan
yang besar dapan meningkatkan suhu/temperatur (panas). Tetapi bagi kita tetap
dapat membedakannya karena salah satu tampak lebih nyata (ada yang lebih
dominan pengaruhnya apakah tekanan ataukah temperaturnya).
Beberapa contoh
nama batuan sedimen dan batuan beku yang telah mengalami metamorfosa (Emmons,
1955)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat Datang Teman/Welcome Friends
Semoga Blog Ini bermanfaat bagi kalian/Hopefully this blog useful for you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar