Orang Sukses Tidak Pernah Merasa Kalah, Karena Dia Selalu Mencoba Dan Berusaha Agar Kegagalan Dulu Tidak Akan Terulang Kembali Serta Apapun Yang Dia Lakukan Tidak Ada Yang Salah Karena Yang Salah Itu Tidak Melakukan Sama Sekali
KURS MATA UANG TERKINI
The Forex Quotes are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.
Selamat Datang Yang
Minggu, 24 Juni 2012
NYATA-NYATA FAKTA tentang GEOGRAFI
ZAMAN ES
Zaman
es berikutnya akan datang kira-kira 100 hingga 4.000 tahun mendatang.
Menurut variasi terakhirnya, manusia sekarang berada di bagian akhir
dari masa hangat ke-20 yang dimulai pada tahun 9.000 SM.
DANAU TERDALAM
Danau terdalam di dunia adalah Danau Baikal : panjang 800 km, luas 60 km dan kedalaman 2 km.
TEMPAT TERPANAS
Tempat
dengan suhu terpanas di dunia dalah di Azizia, Libya. Suhunya sekitar
57,8 derajat Celcius. Bandingkan dengan suhu Jakarta yang panasnya hanya
sekitar 30-31 derajat Celcius atau suhu manusia normal yang 36 deraja
Celcius.
SAMUDERA
Samudera mengandung garam yang cukup untuk menutupi seluruh daratan di Bumi dengan kedalaman 250 meter.
Air laut di Samudera Atlantik lebih asin daripada di Samudera Pasifik.
KUTUB UTARA
Nama
Artic (Kutub Utara) berasal dari bahasa Yunani, Arktos yang artinya
“beruang”. Faktanya beruang kutub hanya ada di Kutub Utara.
BADAI
Badai
rata-rata memiliki energy yang ekuivalen dengan hampir 8 ribu bom
berkekuatan satu megaton. Satu megaton kira-kira dapat menghancurkan
sebuah gedung pencakar langit.
LINGKUNGAN HIDUP TERBESAR
Lingkungan
hidup terbesar di dunia terdapat di sepanjang The Great Reef (karang
koral). Panjangnya lebih dari 2.000 km atau puluhan kali panjang Pulau
Jawa.
EROPA
Eropa
adalah benua tanpa padang pasir. Di Eropa, Negara yang mempunyai garis
pantai terpendek adalah Monaco, hanya sepanjang 4 km. tetapi pendapatan
per kapita penduduknya dalah yang terkaya di dunia.
SUNGAI BAWAH TANAH
Ada
sebuah sungai yang terletak sedikit di bawah Sungai Nil, Mesir.
Ukurannya enam kali lebih besar dari Sungai Nil. Sungai Nil sendiri
dialiri 1.360 juta meter jubik air setiap harinya.
AIR TERJUN
Air terjun paling tinggi di dunia adalah Salto del Anger di Venezuela. Tingginya adalah 979 meter.
Budidaya Itik Alabio
v Sejarah Singkat Asal Usul Itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo).
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal
dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild
mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang
diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Sentra perternakan itik terdapat di berbagai negara, Secara internasional
ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia,
Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan
subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa
(Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai)
dan Bali serta Lombok.
v Faktor Pendorong Dan Penghambat Usaha Ternak Itik Alabio.
Permasalahan dalam usaha tani itik alabio dijumpai baik dalam usaha
penetasan, pembesaran maupun produksi telur konsumsi dan telur tetas.
Usaha Penetasan.
Pada usaha
penetasan, masalah yang dijumpai antara lain adalah belum adanya standardisasi
bibit itik yang baik, mutu bervariasi dan adanya bibit itik dari luar yang
dikhawatirkan dapat mengkontaminasi kemurnian itik alabio.
Usaha Pembesaran
Pada usaha
pembesaran, umumnya peternak belum melakukan pencatatan yang baik, terutama
sejarah penyakit dan asal usul itik yang dipelihara, sehingga kejelasan
informasi belum sepenuhnya terjamin.
Usaha Produksi Telur Konsumsi
Dalam usaha
itik sebagai penghasil telur konsumsi, peternak kesulitan menyediakan bahan
pakan basal berupa sagu, karena ketersediaan pohon sagu makin terbatas, bahkan
peternak harus mendatangkannya dari luar daerah . Selain itu, masa bertelur itik hanya 10−12 bulan, dan pada umur tersebut
bulu itik sudah mulai rontok sehingga banyak peternak yang menjualnya karena
kurang efisien dari segi pakan. Harga pakan yang makin melambung menyebabkan
biaya produksi terus meningkat.Kualitas
pakan sering di bawah standar, yakni protein kasar berkisar 13−18%, energi
metabolis 2.700 kkal/kg, sedangkan kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P) belum
terpantau.
Usaha Penghasil Telur Tetas
Pada umumnya seleksi itik pejantan sebagai bibit dilakukan berdasarkan
pengalaman peternak (Setioko dan Istiana 1999). Akibatnya, kualitas pejantan
umumnya kurang baik dan dikhawatirkan terjadi in breeding yang dapat menurunkan
produktivitas itik alabio.
v Prospek Pendukung Pengembangan usaha itik Alabio.
Untuk mengatasi kemunduran bibit akibat penggunaan itik pejantan yang
berkualitas rendah, perlu dilakukan seleksi dan pemuliaan secara teratur,
terarah, dan terencana sehingga diperoleh bibit yang sesuai standar. Selain
itu, untuk pengembangan itik alabio secara khusus diperlukan pemetaan daerah
atau kawasan khususbagi pengembangan dan pemurnian itik alabio. Selain itu,
perlu dibuat standardisasi bibit, pencegahankemungkinan tercemarnya itik alabio
oleh itik pendatang, dan pembangunan Pusat perbibitan skala pedesaan atau
village breeding center, sehingga diperoleh bibit itik yang murni dengan
kualitas yang dapat diandalkan. Penyuluhan tentang pentingnya pencatatan pada
usaha pembesaran dan penghasil telur tetas perlu diintensifkan untuk
meningkatkan pengetahuan peternak tentang hal itu.
Untuk mengantisipasi harga pakan komersial yang melambung tinggi, perlu
digalakkan pemanfaatan bahan pakan lokal alternatif untuk menekan biaya
produksi, sehingga keuntungan peternak dapat ditingkatkan. Standardisasi pakan
itik alabio juga diperlukan. Diversifikasi bahan baku pakan lokal, terutama
budi daya tanaman sagu hendaknya direncanakan secara baik dan berkesinambungan.
Untuk meningkatkan usaha itik alabio perlu dibuat formulasi pakan murah dengan
memanfaatkan sumber protein lokal seperti haliling, kalambuai atau keong dan
remis, serta beberapa gulma yang potensial dan tersedia sepanjang tahun seperti
eceng gondok dan Azolla.
Selanjutnya dalam upaya mengatasi rendahnya kualitas itik pejantan dan
betina penghasil telur tetas, perlu ada standardisasi pejantan unggul agar
telur tetas yang dihasilkan berkualitas baik, walaupun sampai saat ini daya
tunasnya mencapai 90,13% Penggunaan pejantan dalam kelompok yang sama perlu
dihindari agar tidak terjadi in breeding pada kelompok tersebut. Penanganan
pascapanen itik alabio perlu dilakukan lebih baik lagi agar produk yang
dihasilkan dapat bersaing di pasaran.Pelatihan bagi peternak yang melaksanakan
kegiatan pascapanen dapat mendukung upaya tersebut.
Untuk pencegahan dan pengendalian
penyakit baik pada telur tetas, di tempat penetasan, anak itik, itik dara dan
dewasa maupun lingkungannya, dapat dilakukan peningkatan sanitasi dan fumigasi
telur tetas, mesin penetas, kandang dan perlengkapannya secara periodik.
(Istiana dan Suryana (1993) mengemukakan bahwa fumigasi pada telur tetas, ruang
penetasan dan lingkungannya dengan menggunakan 5% savlon dan 10% rodalon dapat
menekan kehadiran bakteri Salmonella sp. dan kapang. Untuk menghindari
terjadinya penyakit aflaktosikosis yang disebabkan oleh racun aflatoksin pada
pakan, hendaknya penyimpanan pakan tidak terlalu lama. Dengan cara tersebut
diharapkan produk yang dihasilkan bebas cemaran mikroorganisme yang dapat
merugikan kesehatan ternak dan manusia.
v Itik Alabio Pertelur Unggul
Itik Alabio merupakan salah satu Plasma
nutfah yang memilki keunggulan sebagi itik petelur dan pedaging. Itik ini sudah
lama dibudayakan di Kalimantan Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai
Selatan, dan Hulu Sungai Tengah. Itik ini lebih berkembang di Amuntai.
Ø Taksonomi dari itik alabio adalah :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub
phylum : Vertebrata
Class
: Aves
Ordo
: Anseriformes
Famili
: Anatidae
Genus
: Anas
Spesies : Anas platyrhynchos
Borneo
Ø Ciri-ciri itik Alabio sebagai berikut :
Itik alabio adalah itik borneo (Anas
platurynchos Borneo) atau itik Kalimantan. Itik ini merupakan itik asli
Kalimantan, di samping itik dari Nunukan (Kal-Tim).Itik alabio diperkirakan
hasil persilangan antara itik asli Kalimantan Selatan dengan itik peking. Nama Alabio di ambil dari nama salah satu kota kecamatan di Kabupaten Hulu
Sungai Utara di Kalimantan Selatan. Itik ini merupakan itik tipe petelur yang
produktif.
Ø
Ciri khas itik
alabio adalah sebagai berikut:
·
Bentuk tubuh
segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dengan tanah.
·
Bentuk kepala
kecil dan membesar ke bawah.
·
Warna bulu itik
betina kuning keabu-abuan dengan ujung bulu sayap, ekor, dada, leher, dan
kepala agak kehitaman.
·
Warna bulu itik
jantan abu-abu kehitaman dan pada ujung ekor terdapat bulu yang melengkung ke
atas.
·
Warna paruh dan
kaki kuning.
Ø Keunggulan
itik alabio
Keragaan
itik alabio meliputi hal-hal seperti berikut :
·
Produksi
telur, 220 – 250 butir/ekor/tahun
·
Puncak
Produksi 92,70%
·
Bobot Telur,
59 – 65 gram/butir
·
Konsumsi
Pakan, 155 – 190 gram/ekor/hari
·
Dewasa
Kelamin, 179 hari
·
Daya Tunas, 90,38%
·
Daya Tetas,
79,49 – 80 %
·
Mortalitas
setelah menetas, 0.75 – 1%
·
Bobot Badan
Betina umur 6 bulan, 1.60kg
·
Bobot Jantan
umur 6 bulan, 1.75 kg
v Pemberian Pakan
Pemberian
pakan adalah penting bagi peternak itik alabio dan mengetahui tata cara
pemberian pakan yang benar dan efisien.selain itu pemahaman akan mutu pakan,
tempat pakan, tempat air minum, waktu pemberian pakan,sanitasi dan vaksinasi,
serta bentuk kandang sangat membantu keberhasilan peternak dalam mengembangkan
usahanya.
Sebagai pakan alternatif,keong mas dapat di berikan dalam
bentuk segar maupun direbus terlebih dahulu. Kemudian dipotong kecil-kecil
sesuai dengan keadaan itiknya. Awalnya untuk pembiasaan dan pengenalan,
pemberian potongsn daging keong mas dilakukan secara bertahap, dikit demi
sedikit ,dan dicampur dengan pakan alternatif lainnya ( dedak, jagung, tepung
singkong, dan tepung cangkang udang.hal ini dapat dilakukan 2-3 hari sampai
itik terlihat mulai menyukai cecahan daging keong mas.
Selanjutnya, pemberian cacahan daging keong mas dapat diberikan setiap hari
sebanyak 1 kali.Dosis pemberian keong mas disesuaikan dengan keadaan ( nafsu
makan ) itik alabio.selanjutnya penambahan dosis dapat dilakukan sesui dengan
pertumbuhan itik
S Keong Mas Dan Kandungan Gizinya.
Keong mas cukup potensial sebagai sumber protein untuk pakan
ternak. Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan keong
mas kepada itik mampu meningkatkan produksi telur dan bobot badan. Untuk
dijadikan pakan ternak, keong mas dapat digunakan seluruh tubuhnya sebagai
sumber protein dan mineral.
Tabel 1 : Kandungan Nutrisi Pada Keong Mas.
NO
|
URAIAN
|
JUMLAH (%)
|
1
|
protein
|
10.46
|
2
|
lemak
|
0.37
|
3
|
kadar abu
|
1.14
|
4
|
serat kasar
|
0.61
|
5
|
rendemen
|
18,00
|
Tabel 2 : Kandungan Nutrisi Pada
Tepung Keong Mas.
NO.
|
URAIAN
|
JUMLAH (%)
|
1
|
Protein
|
15.58
|
2
|
lemak
|
0.79
|
3
|
kalsium(Ca)
|
29.33
|
4
|
phospor(P)
|
0.13
|
5
|
cangkang keong Mas
|
|
a. protein
|
2.94
|
|
b. lemak
|
0.12
|
|
c. kalsium
|
29.35
|
|
d. phospor
|
0.19
|
S Komposisi Pakan Alternatif
Penyusunan komposisi pakan alternatif untuk ternak itik alabio disesuaikan
ketersedian bahan pakan lokal yang ada. Berikut disajikan pakan alternatif
dalam bentuk tabel 3 :
Tabel 3 : Komposisi Bahan Dan Kandungan Gizi Pada
Itik Alabio.
J U M L A H (%)
|
|||
NO.
|
Bahan Pakan
|
Starter (1-8 mgg )
|
Grower(9-12 mgg)
|
1
|
Dedak
|
25,90
|
33.92
|
2
|
Jagung
|
21.35
|
38.08
|
3
|
Tepung Tapioka
|
6,00
|
10,00
|
4
|
Tepung Cangkang Udang
|
10.15
|
11,00
|
5
|
BR 1 (Pakan Komersial)
|
36,60
|
0
|
6
|
Keong Mas
|
0
|
7
|
j u m l a h
|
100
|
100
|
|
Kandungan Gizi
|
|||
1
|
Protein (%)
|
17
|
14.5
|
2
|
Energi Metabolis(Kkal/Kg)
|
2700
|
2600
|
3
|
Ca(%)
|
1.25
|
1.02
|
4
|
P(%)
|
0.99
|
0.85
|
5
|
Lisin(%)
|
>0.85
|
>0.7
|
Komposisi bahan pakan itik alabio diatas umur pemeliharaan.untuk umur 1-8
minggu tampa keong mas.setelah itu 9-12 minggu keong mas diberikan sekitar 7%
dari total pakan keseluruhan. Keong mas dapat di berikan dalam bentuk segar
ataupun yang sudah direbus terlebih dahulu.
v Perkembangbiakan
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum
seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal
pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu :
1. Perkandangan.
2. Bibit Unggul.
3. Pakan Ternak.
4. Tata Laksana dan
5. Pemasaran Hasil Ternak.
PENYIAPAN SARANA DAN PERALATAN
1) Persyaratan
temperatur kandang ± 39 derajat C.
2) Kelembaban
kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan
kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai
dengan fungsi bagian-bagian kandang
·
Model kandang
ada 3 (tiga) jenis yaitu:
1. kandang untuk anak itik (DOD)
oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu
menampung 50 ekor DOD.
2. kandang Brower (untuk itik
remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor
perkelompok.
3. kandang layar ( untuk itik masa
bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu
atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
·
Kondisi kandang
dan perlengkapannya.
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana
asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum
dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam
management.
PEMBIBITAN.
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1. Pemilihan
Bibit Dan Calon Induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah
sebagai berikut :
§
membeli telur tetas dari induk itik
yang dijamin keunggulannya
§
memelihara induk itik yaitu pejantan
+ betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada
mentok, ayam atau mesin tetas
§
membeli DOD (Day Old Duck) dari
pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi
dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak
sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2. Perawatan
Bibit Dan Calon Induk
a. Perawatan
Bibit.
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan,
hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya
sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan)
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara
merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 mampu menampung 50 ekor DOD,
tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik
fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan
Calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk
produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan
keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas
harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
3. Reproduksi
dan Perkawinan.
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk
mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua macam yaitu itik hand
mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik
secara alami).
PEMELIHARAAN.
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam
pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu
diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2. Pengontrol Penyakit Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta
menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat
pada itik.
3. Pemberian
Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu
fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar
(umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa
pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat
kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan
peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi
mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara add libitum (terus
menerus).
v PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN
ü Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan itik alabio umumnya bergantung
pada kondisi masing-masing daerah Aceh utara .pemeliharaan itik alabio telah
mengarah ke spesialisasi model pengembangan usaha, yaitu penetasan (hatchery),
penghasil telur tetas (breeding) dan telur konsumsi (laying) serta usaha
pembesaran itik dara (rearing)sedangkan di kabupaten Bireuen pemeliharaan itik
alabio hanya ditujukan sebagai penghasil telur konsumsi dan telur tetas. Telur
konsumsi yang dihasilkan dipasarkan melalui asosiasi pedagang telur itik yang
berada di Pasar-pasar tradisional yang ada di daerah tersebut,Telur tetas
biasanya ditetaskan dengan mesin penetas untuk memenuhi keperluan bibit dan
sebagian kecil dijual ke peternak di sekitarnya. Anak itik yang dihasilkan
diseleksi dan dipelihara sebagai penghasil telur.
Perawatan dan pemeliharaan dapat dilakukan pada aspek-aspek berikut :
1. Sanitasi dan
Tindakan Preventif
Sanitasi
kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif
(pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya
penyakit.
2. Pengontrol
Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan
tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8
minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layer (umur 18–27 minggu).
Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya)
dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut
terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada
tempat pakan datar. (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan
tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur 21 hari samapai 18 minggu
disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua
cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan
produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik
secara ad libitum (terus menerus).
v JENIS PENYAKIT
Berikut adalah penjelasan tentang Hama/Penyakit yang sering menyerang
ternak itik alabio.
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan
protozoa.
penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan
dan sanitasi kandang yang kurang tepat.
Adapun jenis penyakit yang biasa
terjangkit pada itik adalah:
Penyakit Duck Cholera.
Penyebab: bakteri
Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging
dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis.
Penyebab: bakteri
typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan
konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis
disesuaikan dengan label obat.
v ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA ITIK ALABIO
Perkiraan analisis budidaya itik di Kab A.Utara tahun 2012 adalah sebagai berikut:.
ü Permodalan
Modal kerja
- Anak itik
siap telur umur 6 bln
36 paket x 500
ek x Rp 6.000 Rp
108.000.000,-
- Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp 4.000.000,-
Modal
Investasi
- Kebutuhan kandang
36 paket x Rp 500.000,- Rp 18.000.000,- +
Jumlah kebutuhan modal : Rp
130.000.000,-
Prasyaratan kredit yang dikehendaki:
-
Bunga
(menurun) 20% /tahun
- Masa
tanggung angsuran 1 tahun
- Lama kredit 3 tahun
ü Biaya-biaya
Biaya kelancaran usaha dan lain-lain
Rp 4.000.000,-
Biaya tetap
ü Biaya
pengambalian kredit:
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun I Rp 14.723.000,-
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun II Rp 86.125.000,-
- Biaya pengambalian angsuran dan bunga tahun III
Rp
73.125.000,-
ü Biaya penyusutan kandang:
- biaya penyusutan kandang tahun I Rp 3.600.000,-
- biaya penyusutan kandang tahun II
Rp 3.600.000,-
- biaya penyusutan kandang tahun III Rp 3.600.000,-
ü Biaya tidak
tetap
Biaya
pembayaran ransum:
- biaya
ransum tahun I Rp 245.700.000,-
- biaya
ransum tahun II Rp 453.600.000,-
- biaya
ransum tahun III Rp 453.600.000,-
Biaya pembayaran itik siap produksi:
- pembayaran tahun I Rp
108.000.000,-
- pembayaran tahun II -
- pembayaran
tahun III -
Biaya
pembayaran obat-obatan:
- biaya pembayaran obat-obatan tahun I Rp 2.457.000,-
- biaya pembayaran obat-obatan tahun II Rp 4.536.000,-
- biaya pembayaran obat-obatan tahun III Rp 4.436.000,-
(Biaya obat-obatan adalah 1% dari
biaya ransum)
ü Pendapatan
Penjualan
telur tahun I
Rp 384.749.920,-
Penjualan telur tahun II Rp 615.600.000,-
Penjualan telur tahun III Rp 615.600.000,-
Penjualan
itik culling 2 x 1.425 x Rp 2.000,-
Rp 5.700.000,-
ü Peluang Agribisnis.
Telur dan daging itik merupakan
komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur
dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari
persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan
Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik
masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.
Langganan:
Postingan (Atom)
Selamat Datang Teman/Welcome Friends
Semoga Blog Ini bermanfaat bagi kalian/Hopefully this blog useful for you