Orang Sukses Tidak Pernah Merasa Kalah, Karena Dia Selalu Mencoba Dan Berusaha Agar Kegagalan Dulu Tidak Akan Terulang Kembali Serta Apapun Yang Dia Lakukan Tidak Ada Yang Salah Karena Yang Salah Itu Tidak Melakukan Sama Sekali
KURS MATA UANG TERKINI
The Forex Quotes are Powered by Forexpros - The Leading Financial Portal.
Selamat Datang Yang
Kamis, 24 Oktober 2013
Asal-Usul Pulau Kambang dan Kera Penghuninya
Pulau
Kambang adalah objek wisata yang jarang terlewatkan apabila orang mengunjungi
pasar terapung. Selain tempatnya yang berada disekeliling sungai dan berbentuk
pulau kecil juga mudah didatangi. Sebenarnya pulau ini termasuk wilayah
Kabupaten Barito Kuala, namun lebih dekat dengan Banjarmasin. Pada gilirannya
objek wisata Pulau Kambang ini ditawarkan dalam satu paket dengan Pasar
Terapung yang merupakan andalan kepariwisataan kota Banjarmasin.
Di Pulau
Kambang ini terdapat ribuan warik (kera) yang selalu datang mendekat ke
arah pengunjung, terlebih lagi jika mereka sedang lapar. Tidak jarang
warik-warik itu merebut benda yang ada dipangkuan pengunjung. Ketertarikan
orang pada Pulau Kambang ini ternyata berbeda-beda tujuannya. Ada yang
memanfaatkan karena letaknya dekat pasar terapung dan sekaligus ingin melihat
warik yang ada disana. Selain itu ada pula pengunjung yang punya niat atau
nadzar tertentu, sehingga mereka harus datang ke pulau kambang. Mengapa yang
datang tidak cuma bertujuan berwisata dan ada apa dibalik itu ?
Terjadinya
Pulang Kambang
Dahulu di antero nusantara terdapat kerajaan-kerajaan,
baik yang berskala besar maupun kecil. Di Banjarmasin tepatnya Muara Kuin
berdiri sebuah Kerajaan. Dalam penuturan yang diterima masyarakat secara turun
temurun diceriterakan pada kerajaan tersebut ada seorang patih yang sangat
sakti, berani dan gagah perkasa bernama Datu Pujung.
Datu Pujung ini menjadi andalan dan merupakan benteng
pertahanan terhadap orang-orang yang ingin mengusai atau berbuat jahat pada
Kerajaan Kuin. Suatu ketika seperti yang dituturkan dalam cerita para orang tua
dahulu datang sebuah kapal Inggeris dengan membawa penumpang atau awak kapal
yang kebanyakan orang Cina. Mereka diketahui ingin tinggal dan menguasai
kerajaan Kuin. Untuk melaksanakan niat mereka itu tentu saja harus berhadapan
dengan Datu Pujung. Ketentuan dan persyaratan dari Datu Pujung kalau ingin
mengusai kerajaan Kuin harus dapat melewati ujian yang ditetapkan, yaitu bisa
membelah kayu besar tanpa alat atau senjata. Ternyata persyaratan dari Datu
Pujung ini tidak dapat dipenuhi oleh mereka yang ingin menguasai kerajaan
tesebut. Sebaliknya Datu Pujung memperlihatkan kesaktiannya dan dengan mudah
membelah kayu besar itu tanpa alat. Datu Pujung membuktikan kepada orang-orang
yang datang berkapal itu bahwa persyaratan yang diajukannya bukanlah omong
kosong atau sesuatu yang mustahil.
Disebabkan para pendatang yang ada di dalam kapal
Inggeris itu tidak dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka oleh Datu
Pujung diminta untuk membatalkan niat menguasai kerajaan Kuin dan agar kembali
ke negeri asalnya Namun mereka bersikeras ingin tinggal menetap dan menguasai
kerajaan Kuin sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena mereka tetap memaksakan
kehendaknya, akhirnya Datu Pujung dengan kesaktiannya menenggelamkan kapal
beserta seluruh penumpang yang ada didalamnya.
Setelah sekian lama, bangkai kapal yang ada
dipermukaan air itu menghalangi setiap batang kayu yang hanyut. Dari hari ke
hari semakin bertumpuk kayu-kayu yang tersangkut dan kemudian tumbuh pepohonan
yang menjadi sebuah pulau di tengah sungai. Pada pulau yang ditumbuhi pepohonan
ini telah pula dihinggapi oleh burung-burung dan bersarang disana.
Cerita tentang tenggelamnya kapal dengan para
penumpangnya yang kebanyakan etnis Cina tersebut menyebar dari mulut ke mulut
dan waktu ke waktu. Sehingga mereka yang berasal dari keturunan Cinapun banyak
yang mengunjungi pulau tersebut untuk mengenang dan memberikan penghormatan
terhadap jasad yang berkubur di situ. Jadilah pulau ini sebagai tempat
penyampaian doa nadzar, terutama bagi mereka yang merasa memiliki ikatan batin
atas keberadaan pulau itu. Dahulu setiap orang yang berkunjung ke sana membawa
sejumlah untaian kambang (bunga), dan karena berlangsung sepanjang waktu
terjadilah tumpukan kambang yang sangat banyak. Mereka yang melintasi pulau itu
selalu melihat dan menyaksikan tumpukan kambang yang begitu banyak. Oleh karena
selalu menarik perhatian bagi mereka yang melintasi tempat ini dan menjadi
penanda, maka untuk menyebutnya diberi nama Pulau Kambang.
Lama kelamaan nama pulau kambang semakin dikenal dan
ramai dikunjungi orang dengan niat dan tujuan yang berbeda-beda. Misalnya ada
yang mengkeramatkannya atau sekadar ingin tahu keberadaan pulau kambang yang
telah melegenda itu. Sekarang pun masih ditemui adanya kunjungan dari mereka
yang punya hajat tertentu dan berbaur dengan para pengunjung atau para
wisatawan lainnya setelah mengunjungi pasar terapung.
Keberadaan
Warik Pulau Kambang
Bagaimana pula dengan Warik yang banyak di pulau
kambang itu? Ternyata memang memiliki cerita tersendiri dan menjadikan pulau
ini memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Dalam ceriteranya disebutkan salah
satu keturunan raja di daerah Kuin tidak dikaruniai anak. Menurut ramalan ahli
nujum kalau ingin punya anak harus berkunjung ke Pulau Kambang dengan
mengadakan upacara badudus (mandi-mandi). Ramalan dan nasihat ahli nujum ini
dipenuhi oleh kerabat kerajaan. Beberapa waktu setelah mengadakan upacara di Pulau
Kambang itu, ternyata isteri dari keturunan raja dimaksud hamil. Begitu gembira
dan bahagianya keluarga raja dengan kehadiran anak yang dinanti-nantikan, maka
raja yang berkuasa memerintahkan petugas kerajaan untuk menjaga pulau tersebut
agar tidak ada yang merusak atau mengganggunya.
Petugas kerajaan yang mendapat perintah menjaga pulau
ini membawa dua ekor warik besar, jantan dan betina yang diberi nama si Anggur.
Konon menurut ceritanya setelah sekian lama petugas kerajaan ini menghilang
secara gaib, tak diketahui kemana perginya. Sedangkan warik yang
ditinggalkannya beranak pinak dan menjadi penghuni pulau kambang. Para orang
tua dahulu ketika mengunjungi pulang kambang masih bisa melihat si Anggur yang
memang berbeda dari warik biasa.
Keberadaan warik-warik ini telah menjadikan pulau
kambang semakin menarik untuk dikunjungi. Berdasarkan hasil pengamatan yang
pernah dilakukan oleh mereka yang perhatian terhadap keberadaan warik di pulau
kambang ini diketahui ada dua kumpulan kera yang keluar dari persembunyiannya
secara bergantian. Rombongan warik pertama yang keluar sekitar pukul 05.00 s.d.
l3.00 dan setelah itu disambung oleh kumpulan warik sip kedua yang berada di
tengah pengunjung pulau kambang. Kalau rombongan sip pertama tidak menaati
ketentuan dengan pengertian melewati batas waktu operasional, maka ia akan
diburu oleh rombongan warik lainnya. Tepatnya waktu itu mungkin hanya sesama
warik yang tahu.
Begitulah asal muasal pulau Kambang beserta warik
penghuninya. Tentang kebenarannya terpulang kepada Yang Maha Esa. Bahwa Pulau
Kambang dan warik itu memang nyata dikelilingi sungai sekitarnya, tak perlu
mempersoalkan keberadaannya. Tapi jangan lupa mengunjungi sebagai tempat
wisata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Selamat Datang Teman/Welcome Friends
Semoga Blog Ini bermanfaat bagi kalian/Hopefully this blog useful for you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar